
INFO JATENG , BLORA- Pengrajin kurungan ayam dari bahan bambu, pekerjaan yang membutuhkan keuletan dan kesabaran yang ekstra. Meskipun dipandang mudah, namun teknis pekerjaannya lumayan susah.
Apalagi sudah terbawa zaman, jarang anak muda sekarang yang bisa membuat kurungan ayam. Orang tua dulu pun, bisa dihitung dengan jari.
Selain menyalurkan hobi dan Kreativitas, orang-orang jaman dulu membuat kurung ayam merupakan salah satu usaha menjual jasa untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Walaupun harga kurungan ayam yang dijual, tidak sesuai dengan proses pekerjaan. Karena proses pembuatan satu kurungan ayam saja membutuhkan waktu paling cepat dua hari. Tetapi hal itu masih di lakukannya untuk menyambung hidup.
Seperti halnya seorang pengrajin kurung ayam, warga dukuh Sambongan RT 01 RW 03 Desa Sambongrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, Sutikno, mengatakan dirinya sudah lama menjadi pengrajin kurung ayam kurang lebih 15 tahun.
“Kurung ayam yang saya bikin, biasa dijual Rp 80 ribu per kurungannya, tergantung model dan ukurannya harga menyesuaikan” ucapnya.
“Jelas kalau dihitung hitung, sangat tidak cukup. Sebab, 1 kurungan itu selesainya sampai 2 hari.”terangnya.
Harga yang sangat murah, kalau dibandingkan proses pembuatannya yang membutuhkan minimal 2 hari untuk membuat satu kurungan ayam, tidak sesuai dengan jerik payah.
Bisa dihitung, jika 1 kurungan selesai selama 2 hari, berarti Rp 80 dibagi 2 hari sama dengan Rp 40 ribu per harinya. Belum dikurangi bahan baku yang digunakan.
Biasanya bambu yang dibutuhkan yaitu bambu APUS sekitar 2 batang, dimana harga satu batang bambu lima ribu rupiah. Selain bambu, bahan lainnya yang harus disiapkan yaitu, paku kecil, tali kenur, dan kawat kecil yang di bulatkan. Total harga Bahan yang disiapkan kurang lebih sekitar Rp 20 ribu.
Ia mengaku, untuk pendapatan tidak tentu karena tergantung pemesanan, kalau tidak pesanan ya tetep buat tetapi nanti di setorkan ke tengkulak.
“Ya lumayan kang, Kalau pesenan banyak ya Alhamdulillah. Kalau tidak ada pesanan, saya tetep buat untuk saya setorkan ke tengkulak,” kata Sutikno saat ditemui media info jateng, disela-sela kegiatannya membuat kurung ayam, Minggu (16/6/24).
Dan bagi dirinya pekerjaan membuat kurungan ayam merupakan seni untuk menyalurkan kreatifitas yang bisa mendapatkan uang. Selain pengrajin kurungan, dia juga berprofesi sebagai tukang pijit sebagai pekerjaan sampingan.
“Buat tambah-tambah kang, tau sendiri semenjak pandemi sampai sekarang, susah mencari pekerjaan,” katanya.
Ia berharap, semoga kerajinan kurungan ayamnya banyak yang minat, sehingga bisa mendapatkan banyak pesanan dan usahanya bisa lancar.(Han)